Katakanlah dengan Cinta.

toko1.jpgBelakangan ini aku banyak merenung *halah merenung* tentang perjalanan hidupku dengan si Bebby. Tentang bagaimana hidupku berubah sejak aku mengenal dia. Berubah menjadi lebih baik tentunya. Selama empat tahun lebih menjalani hidup bersama dengannya banyak sekali yang aku pelajari tentang hidup terutama tentang hidup berpasangan. Suatu kehidupan yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan hidup sendiri of course.

At our 5th year in marriage, kadang-kadang ketika berbelanja ke pusat perbelanjaan, si penjaga toko kadang bertanya sama si Bebby, “Pacarnya yah mbak?”.
“Oh bukan kok, suami”.
“Ooo.. udah nikah ya? kirain masih pacaran.”
Si Bebby tersenyum sambil menjawab “Gak kok mbak, udah punya anak 3 tahun kok.”
“Masa sih? soalnya mesra banget. kirain masih pacaran”.

toko2.jpgDalam perenunganku aku lalu berpikir, Is it really like that? Apa kami memang seperti itu? Aku sih gak pernah mikirin apakah kami berdua seperti masih pacaran ataukah seperti seorang suami-istri. That doesn’t matter to us apapun orang berpikiran tentang kami. Yang aku care about is bagaimana keeping the Love-Meter always on the high side.

toko3.jpgHarus kuakui hidup berumah tangga tidaklah mudah. Begitu banyak parameter yang berpengaruh terhadap jalannya biduk *halah*. Terus terang, aku gak gitu keep track atau mengingat2 sudah berapa lama kami menjalani hidup bersama. Kalo ditanya, kapan merid, aku pasti bakal mikir dulu, tahun berapa ya? dah berapa tahun ya? Ada sih yang bilang bahwa pada sekian bulan pertama bakal seperti ini ini ini, sekian tahun pertama bakal kayak gini gitu dll. Tapi untunglah aku gak gitu perduli dengan hal hal seperti itu.

Lalu seseorang bertanya padaku tentang tips agar bisa terus menjaga Love-Meter agak tetap tinggi. Well, to be honest I am not the right person to ask tentang hal ini. Aku gak yakin formula yang aku pakai bisa diterapkan ke orang lain. Karena masing-masing orang kan beda-beda. Tapi karena dia bersikeras, akhirnya aku give him what he wants lah. Bukan ngasih tips sih tapi lebih ke cerita sih sebenernya.

toko4.jpgAda beberapa kebiasaan sih yang aku dan si Bebby selalu lakuin. Salah satunya adalah “Saying I Love You“. Well, mungkin buat sebagian orang hal ini dianggap sepele. Beberapa alasan yang dikemukakan temenku itu adalah
‘Apa sih pentingnya bilangin “I Love U” ke pasangan?’ atau
‘Ah, Itu kan cuma sekedar ungkapan doang, yang lebih penting adalah perlakuan’ or
‘Nanti kalo keseringan diucapin nantinya bakal bosan’
dll (insert more reason here…)

toko5.jpgTapi entah berapa kali aku dan si Bebby saling bertukar kata “I love yuw” dalam sehari, dan dibalas dengan “I love yuw more”. Kadang kadang dibalas lagi dengan “I love yuw much more”. trus dibalas lagi dengan “I love yuw much much more” dst tergantung mood ๐Ÿ™‚

Tentang dua hal pertama, mungkin aku bisa ngasih sedikit komentar. First of all, it is true that itu adalah hal yang diucapkan tapi bukan berarti itu gak berpengaruh. Tentang ini ada sebuah cerita menarik.

    Pada sebuah pesta seorang professor bertanya pada seorang ahli agama. Apa sih gunanya orang menyebut2 nama Tuhan dalam berdoa? Bukannya menjawab, si ahli agama malah mengata-ngatain si professor ini mengatakan bahwa dia bodoh sekali dan lain-lain ucapan yang merendahkan si professor. Si professor jadi merah padam mukanya mendengar ucapan si ahli agama. Dia sangat tidak menyangka sama sekali mendapat respons yang sedemikian rupa. Tapi sebelum si professor ini sempat berkata-kata, si ahli agama tadi la
    lu melanjutkan. “Maafkan ucapan saya yang barusan. Hal itu aku katakan untuk mendemonstrasikan pengaruh ucapan terhadap kinerja tubuh. Ketika saya mengucapkan kata-kata tadi, tentu professor bisa merasakan kalau denyutan jantung menjadi lebih cepat, muka anda jadi merah padam dan organ-organ tubuh lainnya juga ikut bereaksi mendengar kata yang saya ucapkan. Kalau kata yang jelek seperti yang saya ucapkan tadi mampu merubah kinerja tubuh bagaimana dengan kata-kata yang baik seperti nama Tuhan.”

Dan aku pribadi sih yakin kalau kata-kata bernuansa Cinta akan membawa pengaruh yang lebih baik ketimbang kata-kata biasa.

toko6.jpg Lalu bosen gak sih kalo diucapin/didenger terus menerus?
Emangnya lagu dangdut yang bisa bosen kalo di denger terus? *lah kenapa mesti dangdut ya??*
Bosen atau enggaknya tergantung bagaimana anda menyikapinya. Sesuatu yang datang dari bibir hanya akan sampai ke telinga. Dan sesuatu yang datang dari hati akan sampai juga ke hati. You just have to say it sepenuh hati.
In the end, Apapun yang ingin engkau sampaikan ke kekasih, Katakanlah dengan Cinta.


5 thoughts on “Katakanlah dengan Cinta.

  1. Setiap kali baca blog nya Dino g malah lebih tertarik sama foto anak sampean hahaha. Makin lama makin ganteng euy ^^ mudah2an udah gede enggak kek bapaknya yah! klo rejeki kek bapaknya gpp d, bapaknya pinter cari duit ^^ hahaha j/k

    Lebaran jangan lupa kirim2 ketupat ke kantor yah! Aku jaga markas hahaha ๐Ÿ™‚

  2. Dino, ini tisi yg dr modblog juga..

    Enggak pernah bosen juga kok, bilang atau denger I luv u terus2an dr pasangan. Lama2 kan ketauan mana yg beneran, mana yg becanda n mana yg bwt ngerayu hahaha…

  3. @pitshu: hehe.. makanya foto2 sikecil dibanyakin khusus buat Pithsu ^^. Hehehe amin. Jangan jadi web programmer deh.. ribet, dapet sampahan mulu ^^

    @tisi : iya sih lama2 bisa ketauan motif dibalik ucapan2nya ๐Ÿ™‚ Blognya gw link ya.

  4. He he he, jadi inget kebiasaanku yang nggak capek bilang I Love U, sampai-sampai aku khawatir pasanganku bosen dengernya. Dia sih ho oh-ho oh aja :mrgreen:

    Salam Kenal ๐Ÿ™‚

Leave a comment